Harga BBM Pertamina Sebagai persero

Bagaimana politik baru harga BBM tatkala Pertamina telah berstatus sebagai persero ? Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan tidak lagi menjadi pemain tunggal pemasok energi migas dan berada pada taraf sejajar dengan para pemain lain di sektor hilir. Dari segi beban, Pertamina sesungguhnya diuntungkan oleh keadaan ini karena tidak harus bertanggung jawab penuh jika kemudian terjadi dislokasi yang dipicu oleh kelangkaan energi migas di tingkat nasional.

Namun sebagaimana diakui oleh Purnomo, pengalaman panjang pada pengelolaan sektor hilir merupakan kekuatan yang inherent di dalam diri Pertamina untuk menjawab persoalan politik harga BBM di dalam negeri. Karena itu tak berlebihan jika dikatakan posisi Pertamina adalah sebagai market leader bagi market structure migas yang akan datang.

Diharapkan terjadi perubahan struktur pasar, dari monopoli menjadi competitive market. Tapi sebetulnya hal itu diharapkan tidak terjadi dalam jangka pendek, tetapi terjadi jauh di depan. Itulah impian kita, yaitu setinggi-tinggi bintang di langit yang ingin kita capai. Tapi perjalanan dari sekarang sampai ke sana, road map-nya seperti apa. Nah dalam hal ini saya tidak sependapat dengan Bank Dunia.

Perjalanan itu adalah bertahap, tapi harus pasti dan jelas. Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan tidak langsung menuju ke sana seperti apa yang diharapkan Bank Dunia. Tapi biar melalui struktur pasar yang disebut oligopoly. Artinya pintu market itu dibuka pelan-pelan. Waktu itulah pemain baru masuk. Dan pemain baru harus punya persyaratan sebagaimana juga Pertamina. Jadi kita harus memiliki equal rights and opportunity. Kalau kita meminta Pertamina untuk mempersiapkan stock selama 25 hari, maka kepada pemain baru juga kita minta 25 hari. Perusahaan baru kan harus melakukan investasi.

Pertamina tidak perlu, karena sudah ada, meskipun mesinnya sudah agak tua. Dalam jangka pendek, Pertamina bisa berjalan tanpa harus ada investasi baru. Walaupun investasi baru diperlukan, tapi tidak terburu-buru. Tidak harus seperti pemain baru. Artinya, pada saat itu yang menjadi market leader adalah Pertamina. Apalagi kalau harga BBM-nya tidak tinggi. Kalau harga BBM-nya sama persis pada tingkat di mana Pertamina masih punya untung, dan pemain baru membayar biaya operasinya, maka pemain baru itu tetap merugi karena dia harus membiayai investasinya.