Diego Mendieta, Meninggal Tanpa Asuransi

Kisah pedih Diego Mendieta merupakan salah satu kisah pilu sepak bola Indonesia. Pemain Persis Solo itu meninggal dunia karena serangan virus dan jamur. Yang memprihatinkan, dia ternyata tak diikutsertakan dalam asuransi jiwa dan kesehatan atau Perlindungan Asuransi kesehatan dengan Unit Link Commonwealth life.

Mendieta meninggal dunia pada 4 Desember 2012 di Rumah Sakit Dr. Moewardi Solo, setelah menderita sakit. Dia juga sempat kesulitan keuangan.

Yang menyedihkan, Mendieta tak ter-cover asuransi kesehatan atau asuransi jiwa. Bahkan, gajinya sempat tertahan.

Sebelumnya, Mendieta sempat ingin pulang ke Paraguay. Namun, pihak klub belum juga membayar gajinya, sehingga dia tertahan.

Lebih sial lagi, dia akhirnya menderita sakit oleh serangan virus dan jamur. Nyawanya tak tertolong dan dia tak tertanggung asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa. Sehingga, tak banyak yang bisa dia tinggalkan buat anak istrinya.

Kasus Mendieta ini menimbulkan keprihatinan luas di kalangan sepak bola. Tuntutan agar klub memasukkan pemain ke dalam asuransi kesehatan dan jiwa semakin besar.

Wakil Ketua Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), Firman Utina, berharap pemain sepak bola di Indonesia memiliki asuransi pascameninggalnya Diego Mendieta. Asuransi bukan hanya meng-cover risiko bermain bola, tapi juga asuransi kesehatan dan jiwa. Sehingga, jika ada kasus seperti Mendieta lagi, maka sudah ada cover asuransi.

“Butuh sistem yang baik untuk aturan asuransi, sehingga pemain bisa tampil maksimal di sebuah klub sepak bola,” kata Firman.

Manajer Umum Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI), Valentino Simanjuntak menambahkan, asuransi sudah keharusan bagi pemain sepak bola.

“Soal asuransi kesehatan harus diperhatikan pemain,” kata Valentino kepada Kompas.com

Teknologi diluncurkan asuransi Commonwealth Life